|
Loji Peninggalan Belanda |
Kawasan ini dikenal sebagai Loji Besuk Sat. Loji merupakan sebuah bangunan
peninggalan Belanda, bisa berupa rumah tinggal bagi pejabat pemerintahan di
masa Belanda atau rumah untuk pos penjagaan. Loji yang di Besuk Sat ini
diperuntukkan sebagai pos penjagaan untuk mengantisipasi banjir dari
Gunung Semeru. Persis di bawah Loji, kira-kira 50 meter ke bawah terdapat
sungai (kali atau besuk), yang merupakan jalur lahar. Sungai ini cukup luas,
jika musim penghujan sungai ini meluap dan suaranya menggetarkan jantung saking
derasnya arus airnya.
Bangunan yang bersejarah ini berdiri di tengah-tengah perkebunan jagung,
sangat representative sebagai tempat penginapan. Dilengkapi dengan deretan
kamar mandi dan WC yang airnya langsung dari mata air. Ada tiga
gazebo sebagai tempat bercengkerama bersama keluarga atau kolega di bawah
keteduhan pohon rambutan dan kenitu. Jika sudah musimnya, kedua jenis
buah-buahan itu bisa dipetik langsung tanpa harus memanjat pohonnya.
Nuansa alam yang menggelitik kalbu berpadu dengan pusat pelatihan rekreatif
berupa outbound/outing lengkap dengan flying fox dan perangkat
rekreatif lainnya. Para pelajar yang ingin memacu adrenalinnya dengan menjajal
keberaniannya melintasi sungai dengan dua utas tali baja di atasketinggian
sekitar 25 meter dari tanah, atau para eksekutif muda yang ingin melepaskan
kejenuhannya di kantor, kawasan ini sangat representative sekali.
Atau anak-anak yang ingin berjalan-jalan di udara, meniti tali dari pohon
ke pohon atau berayun-ayun dari cabang ke cabang pohon, tempat ini menjanjikan
sekali bagi pembentukan karakter dan motivasi mereka. Di sini semua ada, jika
menginginkan penginapan tradisional di rumah-rumah penduduk, atau belajar
bagaimana memasak di atas tungku tanah dan mencoba membuat api dengan meniup
bara menjadi api suasananya memungkinkan sekali.
Semua itu berada di atas
ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut dengan latar belakang
Gunung Semeru nun jauh di sana. Jika langit sedang cerah, kita bisa
melihat Gunung Semeru mengeluarkan asapnya disertai dentuman-dentuman kecil.
Ini menandakan bahwa gunung tertinggi di Pulau Jawa itu (3.676 meter
dpl) dalam kondisi aman. Gunung ini memliki karakteristik yang unik, jika
sering mengeluarkan letusan-letusan kecil berarti normal. Sebaliknya jika tiga
atau empat hari tidak meletus sekalipun, pertanda bahwa ada yang ‘salah’ dengan
gunung tersebut. Penduduk sekitar sudah paham, sehingga mereka segera waspada.
Ini tandanya akan ada letusan besar yang sangat ditakuti penduduk
Read More